Harga emas merosot ke level terendah 1 minggu pada Selasa (5/9/2023) karena meningkatnya imbal hasil obligasi AS dan penguatan dolar karena investor mencari lindung nilai menyusul kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
Harga emas di pasar spot turun 0,6% menjadi US$ 1.926,21 per ons, dan emas berjangka AS ditutup 0,7% lebih rendah pada US$ 1.952,60.
Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global, khususnya di Tiongkok dan zona Euro, menyebabkan dolar menjadi aset safe haven dan mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan. Hal ini membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar AS.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung kehilangan daya tariknya ketika dolar menguat.
“Imbal hasil obligasi global meningkat tajam, ada kekhawatiran pertumbuhan global akan menjadi lebih buruk, dan hal ini membuat semua orang kembali ke dolar,” kata analis pasar di OANDA, Edward Moya.
Adapun faktor yang membatasi penurunan harga emas adalah ekspektasi trader terhadap peluang Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan 19-20 September.
Investor juga fokus pada komentar pejabat Fed minggu ini. Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan kepada CNBC bahwa data ekonomi terbaru memberikan ruang bagi bank sentral untuk melihat apakah perlu menaikkan suku bunga lagi.
Sementara itu, perak merosot 1,8% menjadi US$ 23,53 per ons, penurunan harian terbesar dalam sebulan. Adapun platinum turun 2,6% menjadi US$ 929,54 dan paladium melemah 0,6% menjadi US$ 1.214,45.
Sumber : beritasatu