Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Kamis (8/2) di tengah tanda-tanda permintaan yang lebih tinggi setelah Badan Informasi Energi sehari sebelumnya mengatakan persediaan produk olahan turun meskipun stok minyak mentah meningkat, sementara ketegangan di Timur Tengah terus berlanjut.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret ditutup naik US$2,36 menjadi US$76,22 per barel, sedangkan minyak mentah Brent untuk bulan April, yang menjadi patokan global, terakhir terlihat naik US$2,39 menjadi US$81,60.
Kenaikan ini terjadi setelah EIA pada hari Rabu memberikan kabar baik mengenai permintaan kepada para pedagang, dengan stok bensin turun 3,1 juta barel pada minggu lalu dan persediaan sulingan turun 3,2 juta barel, bahkan ketika persediaan minyak mentah naik lebih dari yang diharapkan yaitu 5,5 juta barel dan produksi kembali ke rekor 13,3 juta barel per hari.
Risiko geopolitik juga mendukung harga minyak, karena Israel menolak tawaran gencatan senjata dari Hamas. Namun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan tawaran Hamas mengandung beberapa kondisi “delusi” namun tawaran tersebut menciptakan ruang untuk negosiasi lebih lanjut. Namun Bloomberg News melaporkan penolakan Israel terhadap tawaran tersebut memicu pembelian algoritmik, sehingga menambah tekanan pada harga.
Sumber : MT Newswires