Harga perak melonjak tajam ke atas $48,3 per ons pada hari Senin, mencapai level tertinggi sejak April 2011. Lonjakan ini dipicu oleh penutupan pemerintah AS yang masih berlanjut, yang membuat pasar semakin mencari aset safe haven seperti perak. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve juga mendorong minat beli, karena investor antisipasi langkah pelonggaran moneter untuk meredam tekanan ekonomi.
Penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan membuat anggota parlemen gagal mencapai kesepakatan pendanaan, sehingga sejumlah program federal terhenti dan data penting seperti laporan ketenagakerjaan bulan September tertunda rilisnya. Pasar kini hampir sepenuhnya mengantisipasi pemangkasan suku bunga The Fed sebesar seperempat poin pada bulan ini, dengan kemungkinan pemangkasan tambahan pada bulan Desember. Para investor juga menunggu pernyataan dari Gubernur The Fed Stephen Miran dan Ketua Jerome Powell yang dijadwalkan pada Rabu dan Kamis untuk petunjuk arah kebijakan selanjutnya.
Selain faktor makroekonomi, harga perak juga didukung oleh kondisi pasokan yang semakin ketat. Silver Institute memproyeksikan pasar perak global akan mengalami defisit untuk tahun kelima berturut-turut pada 2025, menambah tekanan naik pada harga logam mulia ini. Dengan kombinasi ketidakpastian politik di AS dan tekanan pasokan, perak diperkirakan akan terus menjadi pilihan favorit para investor sebagai lindung nilai.
Sumber: Newsmaker.id