Harga emas masih berada di bawah tekanan pada Selasa (12/3/2024 setelah laporan inflasi AS meredupkan prospek Federal Reserve (The Fed) segera menurunkan suku bunga.
Harga emas turun 1,18% menjadi US$ 2.156 per ons, jatuh dari rekor tertinggi US$ 2.194 yang dicapai pada Jumat pekan lalu. Sementara harga emas berjangka AS melemah 1% jadi US$ 2.166.
Indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) AS meningkat 0,4% secara bulanan pada Februari dan 3,2% secara year on year (yoy) di atas perkiraan 3,1% yang menunjukkan masih tingginya inflasi.
Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York dikutip CNBC International mengatakan para trader emas masih mencari alasan untuk memborong emas yang memicu harga lebih tinggi. “Fokus akan beralih ke pertemuan Fed minggu depan,” kata Wong.
Pertemuan kebijakan bank sentral AS akan diadakan pada 20 Maret.
Suku bunga rendah akan menaikan harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang logam mulia yang tidak menghasilkan bunga.
Dalam jangka pendek, harga emas akan konsolidasi dan stabil di level US$ 2.100. “Emas akan menembus di atas US$ 2.200 pada akhir kuartal kedua tahun ini,” kata Kepala Komoditas Citi Research, Aakash Doshi.
Sumber : beritasatu