Tiga indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Rabu. Penurunan Nasdaq sebesar satu persen memimpin setelah data sektor jasa lebih kuat dari ekspektasi.
Hal itu memicu kekhawatiran bahwa inflasi yang masih tinggi akan membuat suku bunga tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Melansir investing.com, Kamis, 7 September 2023, Dow Jones Industrial Average turun 198,78 poin, atau 0,57 persen menjadi 34.443,19, S&P 500 terkontraksi 31,35 poin, atau 0,70 persen menjadi 4.465,48 dan Nasdaq Composite turun 148,48 poin, atau 1,06 persen menjadi 13.872,47.
Institute for Supply Management (ISM) mengatakan Indeks Manajer Pembelian non-manufaktur naik menjadi 54,5 bulan lalu dibandingkan dengan ekspektasi 52,5. Ukuran harga yang dibayarkan oleh bisnis sektor jasa untuk input juga meningkat.
Para pedagang bertaruh pada peluang 93 persen bahwa Federal Reserve akan membiarkan suku bunga tidak berubah setelah pertemuannya pada 20 September.
“Data layanan ISM yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan bahwa investor masih belum terlalu terampil dalam membaca situasi pasca pandemi,” kata Kepala Investasi BMO Minneapolis, Carol Schleif.
Presiden Fed Boston Susan Collins menekankan perlunya bank sentral untuk melanjutkan dengan hati-hati dengan langkah-langkah kebijakan moneter berikutnya.
Prospek kenaikan suku bunga memberikan tekanan khusus pada saham-saham bertumbuh dengan indeks pertumbuhan S&P 500 yang berkinerja buruk di bawah indeks acuan sepanjang sesi.
Berharap kenaikan imbal hasil obligasi AS
Para investor ekuitas juga bereaksi terhadap kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun dan dua tahun.
“Saham-saham pertumbuhan telah memberikan harga pada gagasan bahwa inflasi telah terkendali dengan baik dan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga. Jika gagasan itu tidak lagi berlaku, mereka akan menjadi rentan,” kata Manajer Portofolio Brandywine Global Patrick Kaser.
Dari 11 sektor industri utama S&P 500, teknologi yang bertumpu pada pertumbuhan merupakan sektor dengan penurunan terbesar, turun 1,4 persen, sementara sektor utilitas yang bersifat defensif memimpin kenaikan, naik 0,2 persen.
Sedangkan untuk sektor energi menjadi satu-satunya sektor yang menguat, naik 0,1 persen dengan dukungan dari harga minyak yang lebih tinggi.
Sumber : metronews