Harga emas naik pada Selasa (21/10/2023) di sekitar US$ 2.000 menjelang Thanksgiving Kamis (23/11/2023) didukung ekspektasi Federal Reserve (The Fed) telah mencapai puncak suku bunga meski risalah pertemuan terbaru bank sentral AS menekankan pendekatan hati-hati terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Harga emas naik 1,07% menjadi US$ 1,998.356 per ons, setelah sebelumnya mencapai posisi tertinggi dalam 3 minggudi US$ 2.007,29. Sementara harga emas berjangka AS menguat 1,1% jadi US$ 2.001.
“Investor membeli emas menjelang liburan Thanksgiving,” kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York dikutip dari CNBC International.
Para pejabat Fed pada pertemuan terakhir sepakat bahwa risalah rapat menunjukkan suku bunga hanya perlu dinaikkan jika informasi tidak menunjukkan kemajuan dalam upaya menurunkan inflasi.
“Risalah rapat menunjukkan pembeli obligasi dan emas tidak boleh terlalu berlebihan,” tambah Wong.
Sementara dolar mencapai titik terendah lebih 2,5 bulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Adapun imbal hasil Treasury AS 10 tahun juga berada di dekat posisi terendah 2 bulan pada minggu lalu.
“Sepertinya tidak akan ada lagi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat, jadi itu bullish (menguat) untuk emas,” kata Bob Haberkorn, analis ahli strategi pasar di RJO Futures.
Tanda-tanda melambatnya inflasi di AS telah meningkatkan ekspektasi The Fed akan membatasi kenaikan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah menurunkan opportunity cost memegang emas.
“Sekarang kekhawatiran konflik di Timur Tengah mereda, prospek suku bunga AS kembali menguntungkan emas,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Sementara harga perak naik 1,41% menjadi US$ 23,73 per ons, platinum naik 1,7% di US4 934,1, dan paladium naik 0,06% pada US$ 1.078.
“Pasar perak global menghadapi defisit pasokan selama 3 tahun berturut-turut pada 2023,” kata Silver Institute pekan lalu.
Sumber : beritasatu