Bank sentral Jepang (BOJ) telah menaikkan suku bunga acuannya menjadi “sekitar 0,25%” dari kisaran sebelumnya 0% hingga 0,1% dan menguraikan rencananya untuk mengurangi program pembelian obligasi.
Namun, Bank Sentral Jepang mengatakan pihaknya memperkirakan suku bunga riil akan tetap “sangat negatif,” seraya menambahkan bahwa “kondisi keuangan yang akomodatif akan terus mendukung aktivitas ekonomi dengan kuat.”
Bank sentral memperkirakan bahwa tingkat inflasi inti yang tidak memperhitungkan harga makanan segar akan mencapai 2,5% pada akhir tahun fiskal 2024, dan “sekitar 2%” untuk tahun fiskal 2025 dan 2026.
BOJ mengatakan akan terus menaikkan suku bunga kebijakan dan menyesuaikan tingkat akomodasi moneter, dengan asumsi prospek ekonominya terwujud. Tahun fiskal Jepang berlangsung dari 1 April hingga 31 Maret, yang berarti tahun fiskal 2024 akan berakhir pada Maret 2025.
Bank sentral Jepang mengatakan akan mengurangi pembelian langsung obligasi pemerintah Jepang per bulan menjadi sekitar 3 triliun yen per bulan pada kuartal Januari hingga Maret 2026.
Jumlah tersebut akan dipotong sekitar 400 miliar yen per kuartal, BOJ menambahkan, yang akan menurunkan total kepemilikan JGB sekitar 7% hingga 8%. Kepemilikan JGB BOJ saat ini mencapai 579 triliun yen per 19 Juli, menurut perhitungan CNBC.
Sumber : CNBC