Harga minyak merayap naik pada Selasa setelah laporan industri (API) mengisyaratkan persediaan crude AS turun 3 juta barel, penurunan pertama dalam empat minggu. Brent untuk pengiriman Desember naik sekitar 0,3% ke $61,49/barel, sedangkan WTI menguat 0,3% ke $57,42/barel. Pasar menanti konfirmasi dari data resmi pemerintah AS (EIA) yang dirilis Rabu untuk memastikan arah selanjutnya.
Di sisi geopolitik, Presiden Donald Trump kembali menyatakan India akan memangkas pembelian energi Rusia. Meskipun belum ada konfirmasi baru dari pihak India, para penyalur di negara tersebut sebelumnya mengisyaratkan pemangkasan—bukan penghentian total. Dampaknya ke pasokan global diperkirakan terbatas, namun cukup menambah sentimen pengetatan jangka pendek.
Meski menguat, minyak masih di jalur pelemahan bulanan ketiga karena sinyal surplus global. Kepala strategi komoditas global JPMorgan, Natasha Kaneva, menilai pertumbuhan pasokan saat ini 2,5x lebih cepat daripada pertumbuhan permintaan—kombinasi yang menekan harga sepanjang bulan ini.
Di AS, pemerintah memanfaatkan harga rendah untuk mengisi kembali SPR dengan rencana pembelian 1 juta barel untuk pengiriman Desember–Januari. Skala kecil, tetapi memberi “price floor” psikologis. Fokus pasar: hasil EIA, perkembangan kebijakan India soal impor Rusia, dan komunikasi OPEC+.
Inti Poin (5):
- API: stok crude AS -3 juta bbl, dukung kenaikan tipis.
- Brent $61,49 (+0,3%), WTI $57,42 (+0,3%).
- Trump: India akan pangkas impor minyak Rusia (skala dampak terbatas).
- Pasar tetap tertekan surplus, pasokan tumbuh > permintaan.
- AS beli 1 juta bbl untuk SPR (Des–Jan) sentiment floor.
Sumber: Newsmaker.id
