Yen Jepang (JPY) tetap bertahan terhadap mata uang Amerika dan menyentuh level terendah baru sejak 30 Juli selama sesi Asia pada hari Rabu(13/11), meskipun berhasil mempertahankan level psikologis 155,00. Meningkatnya keyakinan pasar bahwa lanskap politik Jepang dapat menyulitkan Bank of Japan (BoJ) untuk kembali menaikkan suku bunga terus membebani JPY.
Sementara itu, tarif inflasi Presiden terpilih AS Donald Trump, yang dapat berdampak signifikan terhadap ekspor Jepang, dapat membatasi ruang bagi Federal Reserve (Fed) untuk memangkas suku bunga. Hal ini tetap mendukung peningkatan imbal hasil obligasi Treasury AS dan ternyata menjadi faktor lain yang melemahkan JPY yang berimbal hasil lebih rendah, meskipun kekhawatiran intervensi menahan para pelaku pasar untuk memasang taruhan baru.
Selain itu, nada risiko yang lebih lemah menawarkan sejumlah dukungan bagi JPY yang merupakan safe haven. Dolar AS (USD), di sisi lain, terlihat mendorong kenaikan kuatnya baru-baru ini ke level tertinggi lebih dari enam bulan dan berkontribusi untuk membatasi kenaikan pasangan USD/JPY. Para pedagang juga tampaknya sungkan untuk menempatkan spekulasi arah yang agresif menjelang rilis angka inflasi konsumen AS, yang akan dirilis Rabu ini.
Sumber: FXSreet