PMI Manufaktur Tiongkok Turun ke 49,0: Sinyal Butuh Stimulus

Indeks PMI Manufaktur resmi NBS Tiongkok turun ke 49,0 pada Oktober 2025 dari 49,8 bulan sebelumnya, lebih lemah dari perkiraan 49,6. Angka di bawah 50 menandakan kontraksi, menegaskan aktivitas pabrik masih lesu meski laju penurunannya paling lambat dalam tujuh bulan terakhir.

Penurunan ini menunjukkan permintaan domestik belum pulih kuat. Pesanan baru dan produksi tetap rapuh, sementara perusahaan cenderung menahan perekrutan dan belanja modal. Tekanan harga input yang fluktuatif juga membuat margin pabrik tetap sempit.

Bagi pembuat kebijakan, data ini memperkuat urgensi stimulus tambahan untuk mendorong konsumsi rumah tangga dan investasi. Opsi kebijakan bisa berupa pemotongan suku bunga/rasio giro wajib minimum, insentif kredit untuk UMKM, dan dukungan fiskal terarah ke sektor yang padat tenaga kerja.

Pasar keuangan Asia cenderung berhati-hati: sentimen risiko bisa tertahan, komoditas industri rentan terkoreksi, sementara mata uang sensitif-Tiongkok menghadapi volatilitas. Namun harapan pada stimulus lanjutan berpotensi membatasi tekanan berkepanjangan.

Poin Intinya:

  • PMI Manufaktur NBS Oktober: 49,0 (vs 49,8; ekspektasi 49,6)
  • Kontraksi 7 bulan beruntun, tetapi laju penurunan melambat
  • Sinyal permintaan domestik lemah, butuh stimulus tambahan
  • Pasar waspada, volatilitas berpeluang naik sambil menunggu kebijakan

Sumber: Newsmaker.id

Perhatian!!!
Managemen PT. Rifan Financindo Berjangka (PT RFB) menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap beberapa bentuk penipuan yang berkedok investasi mengatasnamakan PT RFB dengan menggunakan media elektronik ataupun sosial media. Untuk itu harus dipastikan bahwa transfer dana ke rekening tujuan (Segregated Account) guna melaksanakan transaksi Perdagangan Berjangka adalah atas nama PT Rifan Financindo Berjangka, bukan atas nama individu.